Cari Blog Ini

MENGENAL BEKASI


MELIHAT BEKASI SEPENUHNYA


Judul Memperkenalkan Bekasi Sepenuhnya dipilih karena sebagian besar orang hanya mengenal Kota Bekasi. Sejatinya Bekasi adalah dua wilayah besar, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Dalam tulisan ini saya akan menitikberatkan pada Kabupaten Bekasi.

Seperti kita ketahui bersama, Bekasi sempat menjadi trending topic di dunia maya karena di-bully lewat meme yang bertebaran. Tapi meme tersebut justru seakan-akan diarahkan kepada Kota Bekasi saja, padahal Kabupaten Bekasi sebenarnya juga terkena sindiran yang ada pada meme tersebut.


Bekasi Raya, itulah istilah untuk menggambarkan kesatuan Bekasi: Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Jika Kota Bekasi yang dihuni 2,6 juta jiwa kebanyakan penduduknya hampir berkarakteristik masyarakat urban seperti Jakarta, berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang masih menggambarkan sebuah masyarakat guyub. Budaya masih dijaga erat, pesona alamnya masih terjaga walaupun setiap harinya semakin terkubur pembangunan.

Kabupaten Bekasi terdiri dari 3 juta lebih penduduk. Terdiri dari 23 kecamatan dan 167 desa. Di Kabupaten Bekasi kebudayaan terpecah menjadi tiga, yaitu (1) komunitas Betawi yang menjadi mayoritas utara Kabupaten Bekasi, (2) komunitas Sunda yang mendiami selatan Kabupaten Bekasi dan (3) komunitas Banten yang berada di Kecamatan Sukatani. Kalau di Kota Bekasi, kebudayaan didominasi oleh Betawi. Kabupaten lebih heteroge, luas wilayahnya juga 5 kali lebih luas daripada kota.


Di Kabupaten Bekasi kita bisa menemukan laut, gunung, persawahan dan lanskap lainnya yang tidak terdapat di Kota Bekasi. Contoh saja, di Kabupaten Bekasi bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, setidaknya ada tiga kecamatan yang berbatasan dengan laut : Babelan, Tarumajaya dan Muara Gembong. Lalu panorama pegunungan atau perbukitan dapat ditemukan di daerah dataran tinggi seperti di Kecamatan Bojongmanggu, Serang Baru dan Cibarusah.

Hamparan sawah hampir bisa kita temukan di kabupaten ini. Contohnya di Pebayuran, kecamatan tersebut merupakan penghasil padi terbanyak di Kabupaten Bekasi. Masih ada kecamatan lain yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas seperti Tambun Utara, Cikarang Barat dan lainnya.

Bicara mengenai objek wisata, Kabupaten yang dipimpin Neneng Hasanah Yasin ini memiliki banyak potensi pariwisata. Pesisir utara Kabupaten Bekasi siap di-explore, namun entah kapan Pemkab Bekasi akan menggunakan potensi tersebut.


Kiranya kawan ingin ke Bekasi ada Gedung Juang 45 di Tambun Selatan. Gedung itu dibangun 1901 dan menjadi banyak saksi sejarah. Tidak seru jika saya ceritakan di sini. Nanti akan saya buatkan post khusus di Kompasiana. Lalu ada Saung Ranggon atau sering disebut imah jangkung. Terletak di Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat. Konon katanya saung ini dibuat oleh anak Fatahillah pada abad ke-16.



Itu saja? Tidak masih ada. Pernah dengar Situs Buni? Terletak di Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan. Situs Buni populer pada tahun 1970-an ketika waktu itu sangat banyak emas ditemukan area desa tersebut. Emas itu bukan emas sembarangan melainkan benda arkeologis yang usianya ratusan sampai ribuan tahun lalu. Itu cerita dulu, sekarang emas-emasnya sudah jarang, tapi di sekitaran sana masih banyak ditemukan fosil pra-sejarah dan artefak lainnya. Menurut Ridwan Saidi yang pernah mengunjungi situs tersebut, dulu di Bekasi ada kerajaan yang bernama Kerajaan Segara Pasir. Jika memang benar, maka Kerajaan Tarumajaya sebagai kerajaan pertama di Jawa Barat terpatahkan teorinya.

Kita bicara pesisir utara. Di Muara Gembong, Tarumajaya dan Babelan terdapat hutan manggrove. Terutama di Muara Gembong. Disana juga ada lutung jawa yang kian terancam punah. Lutung jawa tadinya sangat banyak di Muara Gembong, namun lagi-lagi, perburuan liar dan rusaknya habitan menyebabkan mereka berkurang. Selain itu di Muara Gembong pernah muncul sebuah dataran di tengah laut. Cukup jauh, sekitar 1 kilometer dari bibir pesisir Desa Pantai Mekar.


Pindah ke Tarumajaya, disana ada tempat yang keren namun kurang terkenal. Sering disebut oleh warga sekitar Palajaya. Letaknya persis di belakang Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Kampung Muara Tawar, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya. Tidak ada yang spesial, namun ada jembatan panjang mirip di Pantai Ancol. Bedanya di tempat ini sepi dan tidak seramai jembatan di Pantai Ancol. Sepi dan tenang. Disuguhi pemandangan Laut Jawa yang tak terbatas. Di barat juga terlihat Pelabuhan Tanjung Priok dari kejauhan. Sungguh indah.




Selatan Kabupaten Bekasi. Seperti yang tadi saya sebutkan. Bagian selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang. Di Bojongmangu ada sebuah situ yang di tengahnya terdapat makam dua orang pemuka agama. Maaf saya lupa namanya, namun lokasi tersebut bernama Situ Abidin. Letaknya tidak jauh dari Bumi Perkemahan Karangkitri, Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu.

Oh, iya. Di Cibarusah ada sebuah masjid yang menjadi saksi bisu perjuangan K.H. Noer Ali. Namanya Masjid al-Muhajidin. Sayang saya belum sempat mampir ke sana dan mendokumentasikannya. Masjid tersebut menjadi basis pergerakan dan tempat pelatihan Laskar Hizbullah pada saat perang kemerdekaan Indonesia.

Tidak ada habisnya membicarakan Bekasi. Pada tulisan ini setidaknya saya telah memberi tahu bahwa ketika Anda mendengar kata Bekasi tidak langsung tertuju pada Kota Bekasi, namun bisa jadi Kabupaten Bekasi yang masih menyimpan hal yang keren. Budaya, panorama alam dan banyak hal yang tidak lagi bisa ditemukan di Kota Bekasi.

Saya sendiri sebagai warga Kota Bekasi masih belum meng-explore semua hal keren di Kabupaten Bekasi. Jika kawan ingin ikut saya memfoto atau mendokumentasikan Bekasi, saya akan dengan senang hati menerimanya. Tinggal kita atur waktu saja. Saya sendiri akan terus menulis berbagai hal tentang tanah kelahiran saya. Semua akan hilang, banyak yang telah hilang, agar tidak terulang, mari kita merekamnya lewat kamera dan kesan dalam tulisan.

Beli Cawan di Bekasi, sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar: