Merdeka.com - Langkah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menemui ulama dan tokoh masyarakat untuk menghindari perpecahan menuai pujian. Jenderal bintang empat ini tampak hadir di beberapa acara doa dan istigosah. Duduk bersama para ulama.
Jenderal Gatot menegaskan apa yang dilakukannya adalah perintah dari Presiden Jokowi. Dia tak pernah mengambil keuntungan apa pun selain menjalankan tugas sebagai prajurit TNI.
Jenderal Gatot Nurmantyo dilantik Presiden Jokowi pada tanggal 8 Juli 2015. Serah terima dengan Jenderal Moeldoko bertepatan dengan Bulan Ramadhan 1436 Hijriah.
Adegan pelantikan itu dituliskan dengan dramatis di dalam Buku Gelora Jenderal Gatot Nurmantyo memimpin TNI, terbitan Pusat Penerangan TNI tahun 2016.
"Apakah Saudara bersedia diambil sumpah dalam Agama Islam?" tanya Presiden Jokowi.
"Bersedia," jawab Gatot yang didampingi Rohaniawan.
Gatot pun mengikuti Jokowi membacakan sumpah. "Demi Allah saya bersumpah bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga yang saya tahu atau patut dapat mengira bahwa dia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya."
"Bahwa saya akan senantiasa menjunjung tinggi sumpah prajurit," janji Jenderal Gatot.
Jenderal Gatot berkali-kali menyampaikan bahwa jabatan tidak pernah menjanjikan apa-apa, melainkan justru menuntut apa yang harus dilakukan dan diberikan.
"Menjabat Panglima TNI bukan untuk mencari popularitas, tetapi karena mendapatkan amanah, karena itu akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya," tegas Gatot Nurmantyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar