Cari Blog Ini

Jenderal Katholik : Kasus Ahok Murni Kriminal, Tak Perlu Dibela, Tak Pantas Jadi Simbol Kebhinekaan

Kabarkan.net – Letjen TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo, mantan Kepala Staf Umum TNI, angkat bicara soal fenomena Umat Islam di Indonesia, yang belakangan berkali-kali menggelar Aksi Bela Islam, guna menuntut keadilan hukum, atas kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Suryo Prabowo yang disebut-sebut sebagai jagoan perang di Timor Timur itu menyatakan bahwa wajar jika Umat Islam marah lantaran Ahok telah menista agama.

Jenderal beragama Katholik itu juga mengungkapkan, sikap Ahok tak mewakili minoritas dan Non Muslim. Suryo juga menyebut Ahok telah melakukan tindakan kriminal. Berikut ini tulisan Suryo Prabowo yang diunggah melalui akun jejaring media sosial Facebook, Sabtu (26/11/2016).

Buat temanku Non MUSLIM,
diseluruh Indonesia & Dunia

Saya cuma ingin menyampaikan, bahwa kasus Ahok ini kasus pidana. BUKAN kasus minoritas vs mayoritas. BUKAN juga kasus agama.

Kalau umat Islam marah. Itu karena Ahok telah menista agama Islam, dan tidak ditahan sebagaimana yang diberlakukan terhadap orang-orang sebelumnya yang diduga sebagai penista agama. Penerapan hukum seperti ini TIDAK ADIL. Sehingga membuat MARAH banyak orang. Bukan hanya umat Islam. Bukan hanya Pribumi.

Jadi Ahok itu tidak mewakili perilaku minoritas dan non muslim. Dia kriminal yang tidak perlu dibela atas nama persamaan agama dan status minoritas. Dia juga tidak pantas dijadikan simbol Bhinneka Tunggal Ika.

Saya yang Katholik Ayah saya (almarhum) turunan Madura. Istri saya asli orang Batak Karo beragama Kristen, dan keluarga besar ayah dan ibu saya mayoritas Muslim, gak nyombong sebagai simbol kebhinnekaan.

Saya bersyukur jadi minoritas di Indonesia. Di negara tetangga yang mayoritas Katholik, mana ada orang non Katholik yang bisa bernasib seperti saya.

Di Indonesia, yang mayoritas Muslim, saya yang Katholik ini bisa lulus nomer satu, hampir diseluruh jenjang pendidikan militer. Prestasi saya dalam tugas operasi militer pun diakui.

Hubungan mayoritas-minoritas di Indonesia jauh lebih baik daripada di AS. Lihat saja di AS baru satu orang Katholik jadi presiden, sudah tewas dibunuh (JF Kennedy)

Jangan biarkan keharmonisan mayoritas-minoritas dalam Bhinneka Tunggal Ika rusak hanya karena Ahok, dan negara mana pun, termasuk LSM nya tidak perlu mengajari kita cara hidup berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar: