Jakarta--Ilham Aidit, putra Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit, mengatakan bahaya buat negara Indonesia saat ini bukanlah komunisme. Selain komunisme sudah di dalam ketetapan MPR, bagi Ilham, tidak ada potensi tumbuhnya paham komunisme di Indonesia. "Bahaya di Indonesia saat ini adalah korupsi, neoliberalisme, dan separatisme. Wis ngono (sudah itu)," kata Ilham kepada Tempo, Senin, 28 Oktober 2013.
Ilham menyayangkan aksi pembubaran diskusi korban 1965 di Wisma Santidharma, Godean, Ahad kemarin, 27 Oktober. Aksi pembubaran itu dilakukan oleh Front Anti-Komunis Indonesia (FAKI) Yogyakarta. Dia mengatakan, sebaiknya kemarahan FAKI Yogyakarta diarahkan pada aksi-aksi korupsi yang jamak terjadi di Indonesia. "Korupsi adalah ancaman sesungguhnya, karena nonsenseada bahaya PKI di masa sekarang," katanya.
Menurut dia, acara kumpul keluarga eks tahanan politik 1965 di Wisma Santidharma, Godean, itu berisi pembicaraan teknis soal pertanian dan peternakan dari program pemberdayaan ekonomi. Program tersebut, kata Ilham, berisi soal penyuluhan pertanian dan peternakan. Di antaranya adalah ternak lele, ternak kambing, dan budidaya pepaya. Ilham mengatakan, kalaupun ada pembicaraan soal masa lalu, hanya obrolan nostalgia belaka.
Ilham mempunyai alasan yang diberdayakan sebagian besar dalam program itu adalah keluarga korban tragedi 1965. Menurut dia, kehidupan keluarga eks tahanan politik tersebut sangat memprihatinkan. Namun, kata Ilham, agenda pemberdayaan ekonomi itu juga terbuka untuk masyarakat luas. Dia mengatakan, bagi mereka yang merasa kesulitan ekonomi, dipersilakan bergabung.
Sebelumnya, FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta mengancam akan membunuh kader PKI, termasuk keluarganya, yang dinilai sebagai bahaya laten. "Mereka itu kader PKI. Tidak hanya dibubarkan, kalau perlu dipateni (dibunuh)," kata Burhanuddin, Ketua FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 28 Oktober 2013.
FAKI membubarkan acara kumpul keluarga eks tahanan politik 1965 di Padepokan Shanti Dharma, Ahad, 27 Oktober 2013. Burhanuddin meyakini para keluarga eks tahanan politik 1965 itu akan menghilangkan ajaran Pancasila. Ia menyatakan tiada ampun bagi orang-orang komunis di Indonesia. "Bagi Front Anti-Komunis, itu harga mati," kata dia.
ALI AKHMAD/ Tempo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar