Itu diantaranya karena, almarhum ayah saya dan teman-temannya yg Tentara '45, dalam perang kemerdekaan melawan penjajah di Jawa Tengah, hampir seluruh logistiknya didukung oleh saudagar Tionghoa. Distribusi logistik TNI ketika beroperasi di Timor Timur pun sebagian besar menggunakan saudagar Tionghoa.
Tau gak kalau penduduk 'pribumi' yg menjadi karyawan Perusahaan milik warga Tionghoa jumlahnya jauh LEBIH BANYAK daripada PNS yg bekerja di kantor pemerintah. Jadi menurutku wajar bila saya tidak mau kalau warga TIONGHOA yg baik-baik jadi korban kelakuan orang-orang yg tidak bertanggung-jawab yg memprovokasi terjadi amuk massa.
Oleh sebab itu beberapa saat lalu saya mengingatkan (BUKAN MEMPROVOKASI) kepada ... entah itu #TemanAhok #KawanAhok atau siapapun PENCINTA #Ahok supaya menghentikan kampanye yg berbau SARA, dan menghentikan kampanye yg dgn arogan MENANTANG sistem POLITIK dgn mengadu anggota partai vs kelompok independen pendukung #Ahok. Kampanye kalian seperti itu justru MEMPROVOKASI terjadinya KONFLIK HORISONTAL antar kedua pihak yg pro dan kontra #Ahok.
Sekali lagi saya cuma MENGINGATKAN adanya ...
SKENARIO TERBURUK
yg mungkin bisa terjadi ...
Bila ditahun 2017 nanti Ahok terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta. Sangat mungkin pendukungnya eforia, dan bisa jadi Ahok makin "sok jago". Bagaimana tidak ? Lha wong baru jadi gubernur karena dapat "muntahan" dari pak Jokowi yang jadi presiden saja, dia sudah sok jago seperti sekarang.
Situasi seperti itu bisa membuat "pribumi" dan kelompok muslim marah. Lalu terjadi akumulasi kemarahan akibat invasi buruh dari Negara China, dan keberpihakan pemerintah terhadap "modal" dari Negara China yang akan memicu terjadinya AMUK MASSA terhadap etnis Tionghoa di Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Sehingga menimbulkan kerugian dan korban jiwa yg masif tidak hanya dari etnis Tionghoa saja.
Ujung-ujungnya nanti yang disalahkan dan dituduh melakukan PELANGGARAN HAM adalah TNI/Polri karena dinilai melakukan PEMBIARAN.
Kondisi seperti itu tentu bisa dijadikan alasan bagi " dunia", terutama AS cs dan negara China, untuk melakukan operasi militer di wilayah NKRI dengan judul "Humanitarian Intervention".
Tentara AS cs punya alasan karena 'keterpanggilan' untuk melindungi HAM, dan Tentara China beralasan melindungi keselamatan jiwa warganya yg bekerja sebagai buruh dan menjaga aset-asetnya yg telah tertanam di Indonesia.
Akhirnya yang terjadi kemudian adalah ... ?!?
NB: Pelajari kasus 'perang saudara' yg terjadi di Afghanistan dan Suriah, jangan sampai itu terjadi di Indonesia !
Suryo Prabowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar