SuratKabar.ID - Meskipun sama- sama berasal dari kalangan militer, namun Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto Djoyohadikusumo diketahui tak pernah saling dukung bahkan sependapat.
Hal tersebut khususnya sangat tampak pada Pilpres 2014, dimana secara terang –terangan SBY tidak mau mendukung Capres nomor urut 1, Prabowo – Hatta. Bahkan yang terbaru, SBY sempat merasa “iri” karena Presiden Joko Widodo lebih memilih mengundang Prabowo ke Istana Negara, padahal SBY lah yang merupakan mantan presiden periode sebelumnya.
Nah, rupannya konflik diantara kedua negarawan ini tidak terjadi begitu saja, sebuah cerita menarik terkait awal konflik SBY dan Prabowo diuangkap oleh sejarahwan Hermawan Sulistyo.
Seperti dilansir dari Otonomi, menurut Hermawan, awal perseteruan SBY- Prabowo diawali pada tahun 1972-1973, dimana pada saat itu Prabowo tidak lulus dari Akademi Militer (Akmil).
Eks Ketua Tim Investigasi TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) Kerusuhan Mei 1998, dalam sebuah diskusi publik, mengungkapkan bahwa Prabowo yang dikenal sebagai pemuda cerdas dan juga tangguh memang sangat mengejutkan hingga tidak lulus Akmil. Namun rupanya hal tersebut lantaran menurut Hermawan, Prabowo pernah memukuli SBY sampai babak belur.
“Kenapa tidak ada orang yang bertanya dalam catatan biodatanya Prabowo, harusnya lulus tahun 1973 kenapa lulusnya tahun 1974, ini nggak ada orang yang nanya. Katanya Prabowo pinter kok nggak naik kelas, berarti ada yang lain, ya itu tadi karena (Prabowo -red) gebukin SBY,” jelasnya.
Hermawan pun mencoba menjelaskan peristiwa yang jarang terungkap ke publik ini. Pemukulan tersebut menurutnya berawal dari masalah pribadi.
“Jadi ada Prabowo, Ryamizard, Yuddy, sama ada satu lagi empat orang, saya lupa, itu kabur ke Jakarta karena ada acaranya Titiek, lagi pacaran waktu itu, balik ke sana ketahuan. Dihukum sama Gubernur, Gubernurnya itu bapaknya Ani Yudhoyono namanya Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, Gubernur Akabri-nya. Nah ketika mereka tahu kok ada yang tahu, satu-satunya yang tahu adalah SBY karena dia diajak nggak mau. Akhirnya Senin habis dimarahin, hari Minggu ketangkep, Senin dimarahin, Senin malamnya mereka tanya-tanya (SBY) sampai bonyok-bonyok,” ungkap Hermawan.
Hermawan menambahkan bahwa masalah inilah yang menjadi latar belakang konflik diantara SBY dan Prabowo hingga saat ini. sehingga keduanya sangat tidak mungkin bisa bersatu. Apalagi karena masalah pemukulan ini, karier militer Prabowo sempat tersendat karena tidak lulus tahun 1973 dan baru lulus setahun berikutnya.
“Ini background kenapa nggak mungkin SBY ke sana meskipun kemudian besannya di sana, akhirnya dia dukung tapi nggak terang-terangan. Ini masalah gengsi. Dulu digebukin kok sekarang dukung, ini kan ga mungkin” tandasnya.
Apakah memang benar begitu? yang jelas kedua politisi senior tersebut belum pernah memberikan klarifikasi, dan masih menjadi misteri.
By Hino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar