Berdasarkan semua fakta dan uraian di atas maka kiranya sudah tidak bisa dibantah bahwa alasan Kelompok Benny Moerdani, dalang Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 ada di belakang Jokowi-JK dengan mengorbankan keutuhan partai masing-masing (PDIP, Hanura, Golkar) untuk melawan Prabowo adalah dendam kesumat yang belum terpuaskan sebab Prabowo menjadi penghalang utama mereka ketika mencoba mendeislamisasi Indonesia. [hudzaifah/Berric Dondarrion/voa-islam.com]
Berdasarkan catatan tersebut nyatalah, kalau JOKOWI BUKAN PERWAKILAN RAKYAT, tetapi wakil para jenderal yang putus asa, terlebih LBMurdani pada saat reformasi, langsung mendaftarkan dirinya sebagai anggota PDIP. Karena jelas sekali kalau Prabowo yang jadi Presiden, sudah pasti adalah rakyat semata yang mendukung, bukan permainan mantan jenderal yang gerah dirumah, sehingga iseng iseng member dukungan pada Jokowi, paling tidak sebagai obat penenang, agar Probowo tak jadi Presiden. Disini jelaslah kalau Prabowolah yang teraniaya selama di militer dan sekarang bukan “Jokowi yang menjadi Koto loncat dan tak jelas karyanya untuk bangsa.
Masihkan kitan akan berpikir “Jokowi itu yang merakyat” padahal sudah jelas, kalau seorang “jokowi” menjadi gantungan kunci para jenderal.
Lihat lagi fakta Jokowi, sekutunya bukanlah rakyat tetapi Negara Negara asing dan aseng yang mencari hidup di negeri ini. Selamat cerdas memahamkan kedua pelayan rakyat, siapa sebanarnya yang tidak merakyat.
Selamat menebak kawan….
Oleh : Lanang Dwi Susanto
(selesai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar