Cinta Muslim kepada Yesus menunjukkan bahwa hal itu tidak harus selalu menjadi situasinya. Pada masa lalu, sebelum terjadinya kekacauan politik dari modernitas, Islam selalu mampu melakukan koreksi diri. Tahun ini, pada hari kelahiran Jesus, mereka mungkin dapat bertanya kepada diri mereka sendiri bagaimana mereka dapat menghidupkan kembali tradisi panjang mereka berkaitan dengan pluralisme dan penghargaan kepada agama-agama yang lain. Ketika merenungi empati Muslim terhadap iman mereka, orang-orang Kristen sebaiknya melihat kembali masa lampau mereka sendiri dan mempertimbangkan apa yang mungkin dapat mereka lakukan untuk membalas rasa hormat ini.
[Artikel ini dikutip dari harian Inggris the Guardian edisi 23 Desember 2006. Karen Armstrong adalah seorang peneliti dan sejarawan agama yang sangat produktif menulis buku-buku tentang sejarah agama dan tentang masalah-masalah sosial-keagamaan]
Cari Blog Ini
Lukisan Maria dan Yesus di Dinding Ka'bah (3)
Satu Jiwa
Satu Korsa
Satu Komando
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar