Sungguh sangat tragis, Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi-JK, membangun negara dengan ketergantungan pada negara donor dan bank kreditur.
Sangat tragis juga, selain dengan utang, negara dibangun dengan tergantung pada belas kasihan para koruptor pengemplang pajak seperti buronan obligor hitam.
Demikian disampaikan tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri. Pernyataan Rachma ini menanggapi pernyataan AM Hendropriyono dalam acara Indonesia Lawyer Club di salah satu televisi swasta, yang mengatakan bahwa pemerintah mencari uang dari utang dan tax amnesty.
“Jadi jelas terang benderang Jokowi bohong. Trisakti hanya slogan,” kata Rachma dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 19/5).
Rachma meminta agar rakyat segera menyadari bahwa bangsa Indonesia saat ini sudah menjadi bangsa pengemis. Bahka selain pengemis, bangsa ini sudah menjadi negara kriminal atau state crime sebab mengampuni para koruptor obligor hitam.
“Kata Bung Karno, kita sudah menjadi bangsa kuli dan ke depan rakyat harus kerja rodi bayar utang,” ungkap Rachma mengingatkan.
Hal yang membuat aneh Rachma adalah perkataan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro bahwa utang luar negeri Indonesia sudah mencapai 316 miliar dolar AS dan keadaan negara aman.
“Tidak punya akal sehat. Sebaik-baiknya namanya hutang tetap mencekik leher. Dan jelas sudah, Indonesia tidak lagi menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri. Indonesia juga tidak bermartabat lagi. Rezim pennguasa menyerahkan diri kekuasaan asing, dan menjadi bangsa terjajah,” demikian Rachma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar