Tak banyak yang mengetahui bahwa Mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto, sebenarnya pernah menjadi Polisi.
Bahkan Karier beliau sebetulnya justru dimulai dari Polisi. Lebih dari itu, sesuai dengan pengakuan Pak Harto sendiri dalam otobiografinya,
"Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya,"
Beliau dapat lulus menjadi PETA karena sebelumnya sudah lebih cdahulu memperoleh dasar-dasar kemiliteran sewaktu menjadi Polisi.
Dengan demikian secara tidak langsung jajaran Polisi sesungguhnya ikut berperan mengantarkan salah satu anggota terbaik dalam mengembangkan karier dan menjalankan kehidupan sampai jenjang presiden.
Kisah Pak Harto masuk Polisi pun cukup unik. waktu itu keadaan Indonesia sedang di bawah penjajahan Jepang dimana semuanya masih serba sangat sulit.
Pak Harto bukanlah tipe orang yang cukup berpangku tangan, apalagi sampai menyusahkan orang lain. Maka Pak Harto pun berangkat ke Yogyakarta mengadu untung.
Mula-mula beliau ikut kursus mengetik di Patuk yang kebetulan letaknya tepat berada di depan asrama Polisi.
Pada suatu hari dia membaca pengumuman bahwa Polisi (Keibuho) menerima anggota baru.
Setelah sempat agak ragu-ragu akhirnya beliau memberanikan diri mendaftar.
Dari sanalah beliau kemudian berhasil menjadi kader sersan nomor satu.
Sejarah menunjukkan, Pak Harto juga mempunyai bakat dan kemampuan yang sangat tinggi untuk menjadi Polisi.
Catatan sejarah memang memperlihatkan, sebagai anggota Polisi, Pak Harto mempunyai prestasi yang bagus.
Ketika mulai masuk pendidikan sebagai kader sersa, sebetulnya beliau masih terkena penyakit malaria, padahal dia harus menjalan ilatihan keras selama tiga bulan, baik fisik, mental maupun pikiran.
Tapi apa yang kemudian terjadi? dalam keadaan ini yang luar biasa adalah Pak Harto berhasil meraih predikat lulusan paling baik. "Malahan saya lulus nomor satu"/ Katanya dalam biografi beliau.
Berangkat dari prestasi sebagai lulusan nomor satu itu Pak Harto diberikan tugas untuk hilir-mudik. Bahkan beliau pun lantas ditugaskan untuk belajar Bahasa Jepang.
Skep pengangkatan dan gaji Pak Soeharto sebagai Polisi
Bakat dan kemampuannya tidak luput dari pengamatan para opsir Jepang.
Itulah sebabnya Kepala Polisi Jepang menganjurkan kepada Pak Harto agar beliau masuk PETA. Maka Pak Harto pun ikut saringan untuk jadi anggota PETA.
Sekali lagi di sini Pak Harto membuktikan keunggulan dirinya.
Dari seluruh pelamar yang berasal dari Yogyakarta, dimana waktu itu Pak Harto tinggal, ternyata hanya beliaulah satu-satunya calon yang diterima berasal dari anggota Polisi.
Mengenai hal ini Pak Harto mengatakan, "Memang bisa dimengerti pula karena saya sudah mempunyai dasar pendidikan militer, sehingga saya tidak menemukan kesulitan dalam mengikuti ujian itu."
Menurut mayor Jenderal Polisi (Purn) M. Yassin, Pak Harto pada tahun 1948 pernah hadir dalam HUT Bhayangkara di Yogyakarta.
Waktu itu Pak Harto, kata M. Yassin, datang dengan pakaian militer. Namun foto Pak Harto berseragam Polisi sampai sekarang masih belum ditemukan.
Dari beberapa saksi yang pernah mengetahui Pak Harto sewaktu menjadi Polisi, diantaranya Y. Supatman (terakhir Kapten Polisi) yang pernah menjadi sopir beliau, dan mantan Lurah Kemusuk, Soewito (yang kebetulan kakak Pak Harto) ternyata juga tidak ada yang memiliki dokumentasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar