Cari Blog Ini

KRITIKAN

Oleh : Prof.DR. Ir. M. Syamsul Maarif, MEng Guru Besar IPB.

Saya dulu sering mengkritik orang lain, dengan asumsi menurut saya, saya sendiri sudah merasa benar dan orang yang saya kritik salah.

Mengapa dulu saya sering mengkritik orang lain ?

Karena saya percaya dan banyak orang percaya bahwa kritik itu, membangun.
Itulah mengapa sering kita mendengar orang berkata tidak apa asalkan Kritik Membangun.

Setelah usia semakin bertambah & saya mulai tertarik untuk belajar tentang buku-buku kebijaksanaan, saya terbelalak bahwa sebagian besar buku-buku Wisdom mengatakan bahwa sesungguhnya TIDAK ADA kritik yang MEMBANGUN, semua kritik itu bersifat menghancurkan, merusak dan menekan perasaan orang yang dikritiknya.

Sampai suatu ketika saya membaca buku hasil experimen Masaru Emoto dari Jepang, yang melakukan uji coba nasi/beras yang kemudian diletakkan di dalam toples yang berbeda.

Toples yg pertama setiap hari diberikan kritikan terus dan di tempel kertas bertulisan kata yg mengkritik, kemudian toples yang kedua diberi pujian dan motivasi setiap hari.

Dan hasilnya dalam 2-3 minggu, toples pertama yg diberikan kritikan setiap hari membusuk kehitaman sedangkan toples kedua dengan isi yang sama masih berwarna putih bersih, tidak membusuk.

Penasaran pada penjelasan di buku ini, akhirnya saya mencoba melakukan experimen ini bersama keluarga.

Ternyata benar hasilnya lebih kurang serupa.

Toples yg setiap hari diberikan keritikan, lebih cepat rusak, hitam dan membusuk.

Dan di keluarga kami mengajarkan melalui experimen ini agar tidak mengejek, menghujat atau mengkritik sesama teman dan melatih untuk bicara baik-baik yang tidak mengkritik.

Sejak itulah saya belajar untuk tidak mekritik orang lain.

Dan percaya atau tidak hasilnya di luar dugaan, kami lebih saling perhatian, hati lebih tenteram dan damai, lebih saling menghormati dan lebih saling mengasihi.

Saya ganti kalimat saya yg mengkritik, dengan ucapan terimakasih padanya setiap kali mereka berbuat kebaikan.

Saya berterimakasih dan memuji mereka.

Tidak ada komentar: