Seluruh desa di Indonesia memiliki
cerita historis tersendiri. Begitu juga dengan desa Kinilow jika ditelusuri sejarahnya,
memiliki cerita yang tidak kalah populer dengan cerita sejarah desa yang ada di Indonesia.
Menurut sejarah, rakyat desa Kinilow hidup dalam suatu pemukiman yang disebut wanua
“Meijesu” (perkampungan atau desa)
di lembah Malesung yaitu suatu bagian gunung yang diapit oleh puncak gunung Lokon dan gunung Empung.
Sewaktu wanua “Meijesu” ditimpa penyakit
pada abad ke X, sebagian rakyatnya
mencari tempat untuk dijadikan
sebagai tempat pemukiman baru. Sebagian rakyatnya berpindah ke Kinilow Tua.
Tempat nya bukan di desa Kinilow
sekarang tetapi di daerah perkebunan kira-kira 1 km disebelah barat desa Kinilow sekarang yang dinamai : Nawanua (Bekas Negeri)
Wanua Kinilow Tua ini adalah termasuk salah satu negeri yang tertua di Minahasa Wanua ini diperkirakan telah ada sejak abad XV, hal ini diperkuat dengan catatan bahwa Dotulolong Lasut Pendiri Kota Manado
(Tumani Um Wenang)
adalah berasal dari Kinilow Tua ini telah keluar Tonaas (orang keras yang ahli dalam pertanian, kewanuaan, mereka yang dipilih menjadi kepala walak)
yang pergi keseluruh daerah tombulu sampai ke Likupang, daerah Dimembe.
Bilamana dan siapa yang mendirikan wanua Kinilow Tua itu tidak dapat diketahui dengan pasti.
Karena terjadi pemindahan pada abad Ke- X dan tidak diterangkan siapa pemimpinnya.
Pada saat itu nenek moyang
kita belum mengenal tulis menulis.
Kira-kira pada abad XVII rakyat Kinilow berpindah ke Desa Kinilow sekarang. Mereka hanya terdiri dari beberapa keluarga yang pada umumnya masih bersaudara
Istilah Kinilow,
Arti kata Kinilow adalah nama sebatang pohon kayu yang sekarang sudah tidak terdapat didesa tersebut (sudah punah) arti yang lain ialah Nimokal, artinya menghalang. Misalnya : Kita duduk ditengah jalan, maka kita disebut Nimokal Un Lalan (Menghalangi Jalan). Konon menurut cerita orang-orang tua dulu-dulu bahwa perjalanan besar / jalan protokol pada saat itu melalui bahwa
rumah dari kepala suku / walak yang bernama Makioloz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar